Kamis, 10 Desember 2015

SIM Intelijen (PPT)

https://drive.google.com/file/d/0B9CM2K0s24nNTlN4X3RENEVNNDA/view?usp=sharing

SIM Intelijen

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INTELIJEN
(SIM INTELIJEN)






                               EKA ROSIANA
( 11140267 )



STIE BANK BPD JATENG
Jalan Pemuda No. 4a, Semarang Tengah, Jawa Tengah


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa suatu halangan apapun. Kemudian kami berharap, makalah tentang “ Sistem Informasi Manajemen Intelijen ( SIM Intelijen )” ini mampu menjadi referensi saudara untuk lebih memahami dan memperaktekan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kami sebagai penyusun sadar, masih terdapat kelemahan dalam penyusunan isi makalah ini. Kami berharap kritik dan saran saudara sekalian supaya kedepannya kami dapat lebih baik dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Kami kira hanya itu yang dapat kami sampaikan, atas kekurangan dan ketidaknyamananya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.




Semarang, 09 Desember 2015



                                                                                                                                    Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ada ungkapan bahwa” jika ingin membuat Sup Ayam, hal pertama yang kita perlukan adalah Ayam”. Logika yang sama dapat juga  diterapkan  untuk subyek kita dengan mengatakan,”Jika ingin ikut serta dalam perdagangan melalui Jaringan elektronik, hal pertama yang kita perlukan adalah pemahaman mengenai elemen-elemennya.” Kebenaran ini berlaku dalam bidang Intelijen Bisnis. Dulu perusahaan-perusahaan kurang memperhatikan perlunya pengumpulan Informasi mengenai lingkungannya, namun persaingan global yang ketat telah mengubah semuanya menjadi sangat penting arti sebuah informasi yang meliputi : pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran informasi lingkungan melalui aplikasi komputer di organisasi-organisasi/satuan-satuan dan  perusahaan-perusahaan seluruh dunia.
 Dalam era persaingan yang mengganas, banyak cara yang harus dilakukan untuk tidak hanya tetap bertahan/ survive, akan tetapi juga tumbuh dan menghasilkan profit/ keuntungan. Persaingan tidak hanya pada pemacu agar bisa memberikan layanan yang baik saja, tetapi sekarang harus dipandang sebagai persaingan hidup atau mati. Bisnis adalah perang, bukan sebuah persahabatan/ persaudaraan yang segala sesuatunya diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Semua ada harga dan perhitungan untung rugi. Dua kata yang benar-benar diperhatikan dan dipahami dengan baik yaitu untung/ rugi, dengan kata lain profesionalitas bisnis. Salah satu strategi penting dalam dunia peperangan adalah Intelijen. Kenapa dalam dunia bisnis memerlukan Intelijen? Lima Ribu (5000) mata-mata perusahaan yang saat ini aktif terlibat dalam aktifitas intelijen dan sembilan dari sepuluh perusahaan besar memiliki staf-staf yang sangat berdedikasi khusus untuk mengumpulkan Intelijen Kompetitif. Ada negara-Negara maju yang menghabiskan 1 (satu) Juta dollar/tahun hanya untuk menelusuri pesaingnya. Manfaatnya justru meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya dan memperbaiki pengambilan keputusan.

B.     Rumusan Masalah
      Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan SIM Intelijen ?
2.      Bagaimanakah sekilas mengenai sejarah intelijen ?
3.      Apa saja sumber informasi SIM Intelijen ?
4.      Apa saja unsure pokok dalam SIM Intelijen ?
5.      Apa peranan utama intelijen ?
6.      Apa yang dimaksud dengan intelijen kompetitif ?
7.      Apakah yang dimaksud dengan subsistem intelijen sumber daya manusia ?
8.      Apa yang dimaksud subsistem intelejen pemasaran ?
9.      Apakah alat intelijen untuk bisnis ?

C.    Tujuan Penulisan :
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui tentang SIM Intelijen.
2.      Mengetahui sekilah sejarah mengenai intelijen.
3.      Mengetahui sumber informasi dari SIM Intelijen.
4.      Mengetahui unsur-unsur pokok dalam SIM Intelijen.
5.      Mengetahui peranan utama dari intelijen.
6.      Mengetahui tentang intelijen kompetitif.
7.      Mengetahui penjelasan tentang subsistem intelijen sumber daya manusia.
8.      Mengetahui penjelasan tentang subsistem intelijen pemasaran.
9.      Mengetahui alat intelijen untuk bisnis.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    SIM INTELIJEN
         Istilah intelijen akan senantiasa ditafsirkan dengan kegiatan mata-mata (spionase). Ada pula yang kemudian menghubungkan dengan nama-nama institusi spionase seperti KGB, Mossad, MI6, ataupun CIA. Anggapan-anggapan tadi tidaklah keliru dan benar adanya. Ada yang sesungguhnya jauh lebih penting dari sekedar penafsiran, yaitu pengetahuan (knowledge) intelijen. Artinya, intelijen sebagai pengetahuan seharusnya dapat menjadi suatu kebutuhan sehubungan dengan adanya upaya untuk mewujudkan kewaspadaan dan ketahanan.
         Dalam kitab perang legendaris “The Art of War” karya Sun Tzu disebutkan tentang pentingnya penguasaan atas informasi, “Kekuatan spionase adalah salah satu kunci keberhasilan menggali informasi. Hal sekecil apa pun akan sangat berguna jika kita bisa memaksimalkannya”. Pengertian tersebut yang selanjutnya menjadi landasan pemikiran operasi intelijen di seluruh dunia. Perang moderen bukanlah lagi perang fisik seperti pada perang dunia di masa lalu, melainkan perang informasi. Operasi intelijen menghimpun informasi di seluruh aspek, baik yang ada pada diri sendiri maupun segala aspek yang terdapat pada sasaran (musuh). Esensi pokok dari penggalian informasi tersebut berupa kelemahan (weakness) dan kekuatan/keunggulan (strengthness). 
         Kegiatan intelijen mengharuskan untuk dekat dengan sumber informasi yang berarti berada didekat garis musuh atau disebut behind the enemy. Itu sebabnya terdapat istilah spionase atau aktivitas untuk memata-matai. Informasi yang dihimpun haruslah seakurat mungkin, sehingga tidak jarang mereka merekrut langsung sumber informasi (informan) dalam kegiatan spionase. Dukungan teknologi sangat diperlukan dan seringkali sangat menentukan keberhasilan operasi intelijen ataupun spionase.
         Pada prinsipnya, operasi intelijen haruslah berada di dalam wilayah musuh. Jika tidak, maka tidak ada gunanya keberadaan organisasi intelijen. Begitu dekatnya dengan garis batas musuh atau berada di dalam zona lawan, organisasi intelijen memiliki peran ganda, yaitu pengatur informasi. Bentuk mengatur informasi dapat berupa memanipulasi, rekayasa informasi, dan desain ulang informasi. Organisasi intelijen memiliki pula kemampuan untuk mengendalikan informasi, sesuai dengan agenda yang diinginkan. Terlihat cukup sederhana, tetapi mengendalikan informasi sama halnya dengan mengendalikan kekuatan musuh/lawan. Seperti yang dituliskan oleh Sun Tzu, apabila jenderal yang hebat akan mampu memenangkan peperangan tanpa melalui peperangan.
         Organisasi intelijen bekerja dengan modus yang senyap, tidak terdeteksi, dan tidak meninggalkan jejak. Mereka bekerja sangat efektif dengan memanfaatkan jaringan intelijen yang mereka miliki. Target mereka paling tinggi adalah merekrut pejabat penting atau orang penting di organisasi musuh/lawan untuk selanjutnya dijadikan agen mereka.
         Melihat prinsip dasar dari cara berpikir intelijen, maka pengetahuan intelijen seharusnya menjadi bagian dari pengetahuan umum. Intelijen muncul dari hasil pembelajaran naluri dasar manusia untuk merespon ancaman maupun gangguan pada dirinya. Setiap orang tanpa disadari sebenarnya sudah menerapkannya dalam bentuk yang sangat sederhana dan belum diorganisasikan sebagai bentuk berpikir strategik. Berikut ini akan diuraikan mengenai ilustrasi sederhana dari cara berpikir strategik yang digunakan dalam organisasi intelijen.
         Sistem informasi intelijen secara otomatis bertugas mencari dan menganalisis informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundangan dan ekonomi dari satu atau lebih negara disamping juga tentang kesehatan dan prospek masa depan industri dimana perusahaan bersangkutan merupakan bagian didalamnya serta juga tentang pesaingnya. Berikut contoh kasusnya :
        
         Kasus 1
         Seorang karyawan A bekerja di lingkungan perusahaan yang kemudian mengharuskan dirinya untuk bekerja secara tim yang terdiri atas 10 orang. Tentunya dari 10 orang masing-masing akan memiliki cara berpikir maupun karakter/watak yang berbeda-beda. Karyawan A tadi menyadari betapa kemampuannya mungkin masih di bawah rata-rata kemampuan rekan-rekannya yang sudah berpengalaman. Untuk mengatasi dan menguasai kondisi tadi, karyawan A kemudian mencari informasi mengenai kepribadian dari masing-masing rekannya. Cara yang dilakukan bisa dengan mengetahuinya dengan membaca bentuk wajah, bahasa tubuh, dan cara berinterksi dengan individu lainnya. Suatu waktu pula karyawan A mengenal langsung secara pribadi untuk mengorek kepribadian rekan-rekannya. Sampai pada akhirnya karyawan A mengetahui latar belakang rekan-rekannya dan kemudian dapat mengambil suatu kesimpulan untuk dapat menguasai karakter rekan-rekannya. Informasi yang diorganisasikan oleh karyawan A kemudian dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya bertahan hidup di perusahaan.
         Kasus 2
               Seorang pemilik usaha dan industri rumahtangga dihadapkan persaingan tidak sehat yang sering dialaminya. Si pemilik usaha mencoba untuk berpikir strategik dengan mencari informasi pihak-pihak yang dianggap paling dominan menciptakan iklim persaingan yang tidak fair. Tujuan penghimpunan informasi adalah untuk mencari celah ataupun titik lemah di mana si pemilik usaha tadi dapat memanfaatkannya. Caranya dapat dilakukan dengan bantuan karyawannya ataupun pihak lain dari aparatur pemerintahan yang dikenalnya maupun pelanggan dari pesaing-pesaingnya. Tujuan yang dikehendaki adalah mencoba untuk menguasai situasi sehingga si pemilik usaha tidak banyak ditekan oleh pengusahan lain dan produknya dapat bertahan di pasar. Bisa jadi si pemilik usaha menginginkan pula untuk merebut pelanggan lain untuk menjadi pelanggannya. Kemampuan untuk mengorganisasikan informasi tadi akan sangat menentukan hasil akhir situasi yang dikehendaki oleh si pemilik usaha.
B.     Sekilas Sejarah Intelijen
         Kegiatan spionase sesungguhnya sudah terjadi sejak di masa sebelum abad pertengahan. Perang besar yang pernah terjadi di muka bumi ini tidak lain merupakan hasil kegiatan spionase dan kontra spionase. Penaklukan Julius Cesar atas Mesir, Perang Salib, Perang Candu, dan lain sebagainya. Jika pembaca pernah menyaksikan film “Gladiator” yang dibintangi oleh Russel Crowe akan terlihat adegan kegiatan intelijen yang bertujuan untuk mendeteksi siasat para senator Roma. Pihak Romawi telah menerapkan prinsip-prinsip intelijen jauh mendahului karya intelijen yang ditulis oleh Sun Tzu. Organisasi rahasia seperti Klan Ninja di Jepang pun sangat bergantung dari kegiatan spionase (intelijen).
         Peran intelijen di masa lalu belumlah menjadi suatu aktivitas yang terorganisir dan bersinergi ke dalam strategi. Barulah sejak Perang Dunia I mulai dipikirkan untuk mengorganisasikan peran intelijen ke dalam strategi penaklukan. Pembaca mungkin pernah mendengar dengan kisah spionase paling terkenal yang dilakoni oleh wanita berjulukan “Mata Hari”. Nama Mata Hari dikenal luas dalam dunia spionase yang sekaligus menjadi salah satu landasan pembelajaran dimulainya pengetahuan intelijen. Organisasi intelijen di masa Perang Dunia II dikemas ke dalam satuan militer yang sering disebut Gestapo. Peran Gestapo sendiri sebenarnya bersifat kegiatan internal atau aktivitas spionase dan kontra spionase yang berhubungan dengan kekuasaan. 
         Aktivitas intelijen semakin meningkat kualitasnya di masa Perang Dunia II. Misi yang dikenal dengan D-Day sesungguhnya membuka jalan bagi masuknya operasi intelijen. Kekalahan beruntun Jerman dikarenakan lemahnya operasi kontra spionase yang dimiliki oleh Hitler. Demikian pula kekalahan beruntun Jepang di pentas Perang Pasifik. Sekuat apapun kekuatan angkatan bersenta, tetapi tanpa didukung oleh operasi intelijen akan berbalik menjadi kekalahan besar atau mungkin kemenangan yang sangat mahal. Perang Dunia II sekaligus menjadi gerbang baru era organisasi intelijen, karena kemunculan perubahan peta geopolitik.
C.    Sumber Informasi SIM Intelijen
Sistem informasi intelijen akan memberikan informasi perencanaan yang para manajer tidak menerima dari sumber lain.
Sumber informasi intelijen :
1.       Lembaga pemerintah.
2.      Asosiasi perdagangan industry
3.      Perusahaan riset pasar swasta
4.      Media massa
5.      Kajian khusus yang dilakukan organisasi
D.    Unsur-Unsur Pokok dalam SIM Intelijen
Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk memahami strategi pesaing, pergeseran halus dalam selera konsumen.
Unsur pokok dalam informasi intelijen :
1.             Profil keperluan informasi dari manajer
2.            Sistem penggalian informasi manajemen
3.            Sistem pengkodean dan penyimpanan.
4.            Sistem analisis data
5.            Kajian khusus
6.            Sistem pelaporan
7.            Pedoman penghapusan data.
Sistem intelijen dapat memberikan banyak keuntungan bagi suatu perusahaan atau lembaga. Sekarang ini tidak hanya perusahaan besar yang memiliki sistem intelijen banyak perusahaan kecil yang juga mempunyai.
E.    Peranan Utama Intelijen
Intelijen mempunyai 3 (tiga) peranan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan yakni :
Pertama : peran intelijen sebagai pengetahuan/bahan keterangan yaitu bahan keterangan yang sudah diolah untuk disajikan kepada pimpinan, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi/satuan.
Kedua : peran Intelijen sebagai kegiatan yaitu segala usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan dibidang intelijen meliputi perencanaan, persiapan dan pelaksanaan kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan dalam rangka pelaksanaan fungsi intelijen.
Ketiga : peran intelijen sebagi badan/organisasi yaitu satuan/organisasi intelijen yang disusun, dilengkapi dan dibekali secara khusus untuk pelaksanaan dan penyelenggaraan intelijen dalam rangka mendukung tujuan.
F.     Intelijen Kompetitif
Ada istilah Intelijen Kompetitif (Competitive Intelligence) yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengumpulkan informasi tentang pesaing perusahaan, ada juga intelijen bisnis (business intelligence) yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengumpulkan informasi tentang elemen-elemen lingkungan sekitar perusahaan-perusahaan lain secara kompleks.
Intelijen Kompetitif atau persaingan intelijen pada perusahaan melibatkan 5 (lima) tugas dalam intelijen dasar sebagai tanggung jawab tambahan yaitu :
Pertama : Mengumpulkan data- perusahaan-perusahaan dapat mengumpulkan data baik data primer maupun data sekunder. Data primer dikumpulkan oleh perusahaan misalnya periset pemasaran perusahaan melakukan survei pelanggan, data sekunder dikumpulkan oleh orang lain dan disediakan untuk perusahaan. Biasanya data sekunder tersedia dalam bentuk database komersial yang disediakan oleh jasa database dengan bayaran. Perusahaan dapat mengakses pusat database jasa tersebut atau memperoleh salinan database dalam bentu CD-ROM.
Kedua : Mengevaluasi data- Semua data primer maupun data sekunder harus dievaluasi sebelum digunakan untuk memastikan akurasinya.
Ketiga : Menganalisis data- Data jarang sekali mengungkapkan keseluruhan cerita. Dalam pemikiran lateral (Lateral Thinking)  menjelaskan bagaimana  meneliti data dari berbagai sudut, mencari berbagai pola, seperti ada ungkapan kata; “ jika tidak dapat menemukan telapak kaki,.... carilah jejak kaki”, sehingga dalam  menganalisis data dapat mengubah data menjadi intelijen.
Keempat : Menyimpan Intelijen- Bila intelijen dalam bentuk yang dapat dibaca mesin, seperti CD-ROM, atau tersedia secara online, pencatatan ke dalam komputer bukanlah masalah. Namun jika intelijen dalam bentuk tercetak, maka harus dimasukan melalui optical Character recognition (OCR) atau dengan mengetik. Setelah berada di komputer, intelijen itu harus disimpan sedemikian rupa sehinga memudahkan pengambilan kembali.
Kelima : Menyebarkan Intelijen- Setelah berada dalam penyimpanan komputer, teks dokumen atau ringkasannya diambil kembali dengan memasukan parameter pencarian tertentu, seperti nama perusahaan, tanggal, nama publikasi dan nama pengarang.
Pendekatan yang canggih untuk penyebaran adalah dengan menyiapkan profil intelijen untuk tiap pemakai yang menjelaskan dalam bentuk kode topik-topik intelijen yang ingin dipantau pemakai. Profil ini disimpan dalam komputer, dan ketika datang sepotong intelijen yang cocok dengan profil tersebut dan intelijen itu tersedia bagi pemakai. Tehnik ini disebut penyebaran informasi selektif (Selective disemination of information-SDI). Untuk mencapai keunggulan strategis perusahaan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan intelijen bisnis sehingga dapat memahami peran potensial yang dimainkan tiap elemen lingkungan. Kemudian muncul komitmen untuk membentuk suatu sistem antar organisasi (Interorganized system/IOS) yakni beberapa perusahaan yang bekerja sama sebagai satu unit tunggal melalui pertukaran data elektronik (Electronic data Interchange/EDI ).
G.    Subsistem Intelijen Sumber Daya Manusia
Subsistem intelijen sumber daya manusia mengumpulkan data yang berhubungan dengan SDM dari lingkungan perusahaan. Elemen lingkungan yang menyediakan data ini meliputi :
1. Pemerintah
2. Pemasok
3. Serikat Pekerja
4. Masyarakat Global
5. Masyarakat Keuangan, dan
6. Pesaing
H.    Subsistem Intelijen Pemasaran
Intelijen pemasaran ( marketing intelligence ) mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pesaing.
Samasekali tidak beralasan untuk melanggar hukum guna mendapatkan informasi karena informasi sangat mudah didapatkan.
I.       Alat Intelijen untuk Bisnis
Alat intelijen Bisnis : mengaktifkan pengguna untuk menganalisis data untuk melihat pola-pola baru, hubungan, dan wawasan yang berguna untuk membimbing pengambilan keputusan.
Alat utama untuk bisnis intelijen termasuk perangkat lunak untuk query database dan pelaporan, alat untuk analisis data multidimensi (analisis online pengolahan), dan alat untuk data mining.
Online Analitycal Processing (OLAP)
OLAP mendukung analisis data multidimensi, memungkinkan pengguna untuk melihat data yang sama dengan cara yang berbeda menggunakan beberapa dimensi. Setiap aspek informasi-produk, harga, biaya, wilayah, atau periode waktu-merupakan dimensi yang berbeda.
Data mining : memberikan wawasan data perusahaan yang tidak dapat diperoleh dengan OLAP dengan mencari pola dan hubungan dalam database yang besar tersembunyi dan menyimpulkan aturan dari mereka untuk memprediksi masa depan perilaku.
Jenis informasi diperoleh dari data mining.
● Asosiasi: Kemunculan terkait dengan acara tunggal.
● Sequence: Acara terkait dari waktu ke waktu.
● Klasifikasi: Mengakui pola yang menggambarkan kelompok yang barang milik
● Clustering: Mirip dengan klasifikasi ketika ada kelompok yang telah ditetapkan;menemukan pengelompokan dalam Data.
● Forecasting: Menggunakan serangkaian nilai-nilai yang ada untuk meramalkan apa yang nilai-nilai lain akan menjadi.
Analisis prediktif menggunakan teknik data mining, data historis, dan asumsi tentang kondisi masa depan untuk memprediksi hasil dari peristiwa, seperti probabilitas pelanggan akan menanggapi tawaran atau membeli produk tertentu.
Text Mining dan Web Mining :
Web: sumber yang kaya informasi lain yang berharga, beberapa di antaranya dapat sekarang ditambang untuk pola, tren, dan wawasan ke dalam perilaku pelanggan.
Web Mining : Penemuan dan analisis pola dan informasi yang berguna dari Dunia Wide Web. 
Database dan Web
Konfigurasi umum meliputi : Web server, script Aplikasi server / middleware / CGI, Database server (hosting DBM).
Keuntungan menggunakan Web untuk akses database :
-          Kemudahan penggunaan perangkat lunak browser
-          Antarmuka Web memerlukan sedikit atau tidak ada perubahan ke database.
-          Murah untuk menambahkan antarmuka Web untuk sistem


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sistem informasi intelijen secara otomatis bertugas mencari dan menganalisis informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundangan dan ekonomi dari satu atau lebih negara disamping juga tentang kesehatan dan prospek masa depan industri dimana perusahaan bersangkutan merupakan bagian didalamnya serta juga tentang pesaingnya.
Intelijen mempunyai 3 (tiga) peranan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan yakni :
Pertama : peran intelijen sebagai pengetahuan/bahan keterangan yaitu bahan keterangan yang sudah diolah untuk disajikan kepada pimpinan, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi/satuan.
Kedua : peran Intelijen sebagai kegiatan yaitu segala usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan dibidang intelijen meliputi perencanaan, persiapan dan pelaksanaan kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan dalam rangka pelaksanaan fungsi intelijen.
Ketiga : peran intelijen sebagi badan/organisasi yaitu satuan/organisasi intelijen yang disusun, dilengkapi dan dibekali secara khusus untuk pelaksanaan dan penyelenggaraan intelijen dalam rangka mendukung tujuan.
B.     Saran
Setiap perusahaan seharusnya memiliki sebuah divisi atau organisasi intelijen untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan dari perusahaan lawan sehingga perusahaan tersebut bisa memenangkan persaingan didunia industri atau bisnis.



Daftar Pustaka